Monday, August 19, 2013

Diciptakan untuk KemuliaanNya


Beberapa tahun yang silam, seorang remaja membenci dan menolak keberadaannya sendiri. Dia begitu pedihnya menerima kenyataan bahwa seharusnya dia tidak pernah ada. Dia menyesali kenapa dia harus hadir ke dunia bukan dengan cara terhormat seperti kebanyakan orang lain. Dia ada dari sebuah hubungan dosa antara seorang pria dan wanita. Dia seharusnya tidak pernah ada. Begitu ratapannya.

Tidak enak juga terus-terusan menggunakan kata “dia”. Baiklah, dia itu aku.

Begitu lah dulu yang kurasakan saat pertama kali mendengar fakta yang sungguh menyakitkan hati itu. Saat itu masih SMP. Lupa kelas berapa. Yang kuingat betapa basahnya dulu bantal kepalaku akibat air yang terus menyucur dari mata selama beberapa hari dan malam. Mengurung diri dalam kamar pun tak terelakkan. Meratapi diri tiada hentinya..


Tapi itu dulu! :)


Perlahan-lahan, seiring dengan usia yang semakin bertambah (dan semoga juga semakin dewasa), aku mulai menerima keberadaanku. Dimulai dari ketika aku mahasiswa tingkat satu. Aku sungguh berterimakasih kepada PKK-ku kak Eli yang telah memberikanku dan membuatku membaca buku Purpose Driven Life-nya Rick Warren sebagai proktat kami. Membaca buku ini sungguh merupakan salah satu peristiwa terbesar yang sangat aku syukuri! Bab 2 nya sungguh menghiburku. Tidak, sepertinya  kata “menghibur” kurang tepat. Sulit menuliskan dengan kata-kata apa yang kurasakan waktu itu. Baiklah, disini kutuliskan sebagian dari isinya, biar kau saja yang menentukan apa nama perasaan itu. Judul bab itu “Anda Ada Bukan Karena Kebetulan”. Aku mau kutip paragraf pertama dan keenamnya.
Kelahiran Anda bukanlah suatu kesalahan atau kesialan, dan kehidupan Anda bukanlah yang tidak diharapkan dari alam. Orang tua Anda mungkin tidak merencanakan Anda, tetapi Allah merencanakannya. Dia tidak terkejut sama sekali dengan kelahiran Anda. Sesungguhnya, Dia mengharapkannya. 
Yang paling mengagumkan, Allah menentukan bagaimana Anda akan dilahirkan. Tanpa memandang kondisi kelahiran Anda atau siapa orang-tua Anda, Allah memiliki rencana ketika menciptakan Anda. Tidak peduli apakah orang-tua Anda baik, buruk, atau acuh tak acuh. Allah mengetahui bahwa mereka berdua benar-benar memiliki sifat-sifat genetik yang tepat untuk menciptakan “Anda” yang sudah ada dalam pikiran-pikiranNya. Mereka memiliki DNA yang Allah inginkan untuk menjadikan Anda.
Satu puisi di bagian terakhirnya, puisi yang ditulis oleh Russel Kelfer. Puisi yang.. ah sudahlah baca sendiri saja.

Anda adalah Anda karena suatu alasan.
Anda adalah bagian dari suatu rencana yang kompleks.
Anda adalah suatu rancangan unik yang berharga dan sempurna.
Disebut lelaki atau perempuan khusus milik Allah

Anda bertampang seperti Anda bukan karena suatu alasan.
Allah kita tidak membuat kesalahan.
Dia merajut Anda menjadi satu di dalam kandungan,
Anda benar-benar apa yang ingin Dia ciptakan.

Orang tua yang Anda miliki adalah orang-tua yang Dia pilih
Dan tidak peduli bagaimana perasaan Anda,
Mereka dirancang dengan pertimbangan rencana Allah
Dan mereka memikul meterai Tuhan.

Tidak, trauma yang Anda hadapi tidaklah mudah.
Dan Allah menangis karena trauma itu begitu menyakiti Anda;
Tetapi itu diizinkan untuk membentuk hati Anda
Supaya Anda bertumbuh menjadi serupa dengan-Nya.

Anda adalah Anda karena suatu alasan,
Anda telah dibentuk dengan tongkat Tuhan.
Anda adalah Anda, kekasih
Karena ada Allah!

Bab 2 ini pun ditutup dengan ayat dari Yesaya 44:2 versi BIS

“Akulah TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau.”

Membacanya waktu itu membuatku menitikkan air mata lagi. Tapi kali itu bukan air mata ratapan self pity seperti yang dulu. Tapi air mata yang.. entahlah.. seperti kataku di atas tadi, sulit untuk menjelaskannya.


Kira-kira air mata yang sama pula lah yang kembali dititikkan pada hari ini, 18 Agustus 2013, dalam sesi Closing Ceremony di acara Kamp Nasional Mahasiswa (KNM) 2013 yang berakhir tadi sore.


18 Agustus 1990. Yap, tanggal ini adalah tanggal yang sungguh bersejarah bagi remaja malang yang disebutkan di atas tadi. Pada tanggal ini dia hadir ke dunia untuk pertama kalinya. Pada tanggal ini dia lahir sebagai bayi yang tidak mengerti apa-apa. Apalagi tentang kisah-kisah pahit yang terjadi pada sebelumnya dan sesudahnya..

Tapi,

Siapa bilang kelahirannya itu merupakan sebuah bencana atau kesialan? Siapa bilang dia hanya akan lahir sebagai anak yang penuh aib? Ha? Siapa yang bilang?

Dalam sesi closing ceremony tadi, melalui khotbah bang Alex, (tidak hanya lewat khotbah bang Alex, tapi juga dimulai dari khotbah Pak Triawan dalam Open Ceremony hari selasa lalu tentang “Dipanggil untuk KemuliaanNya”, tapi memang khotbah Bang Alex yang tadi sangat menekankan) lagi-lagi aku diingatkan kembali, bahwa aku diciptakan untuk kemuliaan Allah!

Semua dijadikanNya karena Dia punya tujuan yang mulia. Tujuan yang agung. Sekalipun mungkin itu mesti melewati proses (perbuatan manusia) yang sangat melukai hatiNya. 

Ini membuatku teringat pada sebuah bacaan dalam buku Bagaimana Memahami Kehendak Tuhan tulisan Richard L. Strauss yang mengatakan begini:
Apakah anda pernah memainkan suatu permainan di mana seseorang harus membubuhkan tulisan ceker ayam dalam beberapa baris, kemudian teman bermainnya harus membuat gambar di sekelilingnya dengan menggunakan tulisan tadi yang tak berarti itu sebagai bagian dari gambarnya? Tuhan ahli dalam bidang ini! Ia adalah Penyesuai yang agung! Sebelum kita dilahirkan, Ia sudah mengetahui lebih dahulu kekacauan apa yang akan kita perbuat dengan hidup kita, dan membuat rencana yang tertentu di mana ketidakpatuhan kita akhirnya dapat menunjang suatu maksud yang berguna.
AWESOME!!

Aku terpana ketika mendapatkan kebenaran ini.

Lantas aku teringat pula pada sebuah lirik lagu “and all the best and worst of man can’t change The Master's plan!”

Ya, aku diciptakan dan dipanggil untuk kemuliaan Allah!

Kalau tahun lalu (pada saat hari ulangtahun juga, yang ke-22), aku diperlengkapi untuk memberitakan injilNya (kabar baik yang mengubahkan dan membebaskan manusia dari perbudakan oleh dosa) kepada orang lain,, tahun ini aku diperlengkapi juga untuk memenuhi panggilanNya dalam pembaharuan bangsa dan negeri ini, negeri dimana Tuhan tempatkan aku ini. And you know, kedua-duanya untuk memuliakan Allah!

Sulit dipercaya! Tuhan mau memakai aku yang penuh dengan kehinaan ini.


Maka, kenapa tidak, dengan keharuan yang tak terkatakan, aku menerima panggilanNya, bekerja di ladangNya, menyatakan kasihNya, memperjuangkan keadilan dan menegakkan kebenaran, serta membawa orang lain, bangsa ini, dan dunia ini untuk mengenal Dia dan memuliakan NamaNya sebagai satu-satuNya Allah yang hidup?

Ayat sidiku, Efesus 2:10, membantu menjawabnya.

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Ya, aku mau Tuhan. Aku mau. 
Allah yang menciptakanku dan menebus hidupku dari sengat maut adalah Allah yang sama yang akan menyertaiku menggenapi panggilanNya. Untuk kemuliaan-Nya. Amin.


***


Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.
Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!
(Mazmur 139: 13-17)


Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
(Roma 8:28)