Tuesday, October 8, 2013

Kita sebegitu mahalnya, kenapa mau diperbudak?


Jaman sekolah minggu dulu, aku sering menyanyikan lagu ini di gereja.

Apa yang dicari orang? Uang!
Apa yang dicari orang? Uang!
Apa yang dicari orang siang malam pagi petang? Uang! Uang! Uang! Bukan Tuhan Yesus.

Sounds so true, right?



Ya, tidak heran kenapa yang dicari oleh manusia dari pagi sampai malam hari (bahkan ada yang dari dini hari sampai larut malam) adalah uang, uang, dan uang. Karena memang di dunia ini uang adalah alat pertukaran, dimana dengannya kita bisa mendapatkan apa yang kita butuhkan dan inginkan. (Tapi tentu itu juga tidak untuk semua hal, bukan?)

Yang mengherankan, ketika orang mulai diperbudak oleh uang dan menjadikan uang sebagai tujuan hidupnya, seolah kehidupan di dunia adalah kehidupan yang selama-lamanya (lupa bahwa ia pasti akan meninggalkannya),, dan yang oleh karena itu sampai mau mengorbankan hal-hal yang justru harganya tidak terbeli oleh berapa digit uang pun, alias Tak Ternilai.

Setujukah kamu bahwa hal-hal di bawah ini adalah sesuatu yang tak ternilai harganya dengan uang?

  1. Harga diri
  2. Kebebasan dan kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai (i mean : tidak dipenjara karena uang)
    Sekaya apapun kita, kita tidak akan bisa membeli waktu-waktu yang tidak akan pernah berulang lagi dalam seumur hidup kita.
     
  3. Tidur yang nyenyak tanpa dibayangi rasa bersalah dan ketakutan 
  4. Ketenteraman hati dan kebahagiaan sejati 
  5. Surga
(mungkin ada daftar lain lagi, silahkan ditambahkan sendiri)

Bukankah suatu kebodohan bila kita mau menukarkan hal-hal yang tak terbeli tersebut hanya dengan “uang”?
Uang yang bisa lenyap begitu saja.
Iya donk? Mau kata kita adalah orang yang paling jago sedunia dalam mencari uang, tapi bukankah di atas kita ada Kuasa yang jauh lebih besar yang dapat membuat kita kehilangan
semua uang kita begitu saja, seperti dengan mengijinkan terjadinya bencana alam dan/atau sakit penyakit?
Uang yang, tentunya sebagai barang fana, akan kita tinggalkan juga begitu kita meninggalkan dunia ini.
Artinya, kalau
pun uang tidak akan meninggalkan kita, kita lah yang akan meninggalkan uang.
Terakhir, uang yang entah sampai berapa jumlahnya baru dapat benar-benar memberikan kita kebahagiaan sejati.


Poin terakhir tentang uang di atas membuatku teringat dengan acara reality show Uang Kaget di RCTI.


Dalam acara tersebut, ada orang yang sangat miskin, yang diberikan uang Rp.10 juta oleh RCTI. Apa reaksinya? Ia sangat bersyukur, sampai menangis, memeluk yang memberikan, sujud syukur, bahkan bisa sampai pingsan. Sepertinya ia merasakan kebahagiaan sejati. Lalu, andaikata minggu depannya, ia diberikan lagi uang 10 juta. Mungkin responnya masih heboh seperti yang pertama, tetapi tidak akan seheboh yang pertama. Lalu minggu ketiga, diberikan lagi uang 10 juta. Lama-lama biasa saja.
Untuk menimbulkan lagi reaksi kebahagiaan sejati, maka perlu dinaikkan jumlahnya menjadi 100 juta. Lalu ia alami lagi reaksi seperti di awal: menangis, memeluk yang memberikan, sujud syukur, bahkan bisa sampai pingsan. Tetapi, bila tiap minggu diberikan uang 100 juta, maka ia tidak lagi rasakan kebahagiaan yang sejati itu.
Jadi, butuh diberi uang sejumlah berapa agar ia bisa terus merasakan kebahagiaan sejati?
Angkanya adalah tidak terhingga, bukan?
Sekarang pertanyaannya, apakah/siapakah itu yang tidak terhingga?
Tolong katakan bila ada jawaban selain jawaban ini : Allah.
Bila tidak ada, dapatkah kita berkesimpulan bahwa apa yang sesungguhnya dan satu-satunya dapat memuaskan manusia adalah Allah?
Namun faktanya, seringkali manusia mencarinya di luar Allah, melalui harta, prestasi, hubungan dengan lawan jenis (seks), dll.

Satu hal yang harus kita ketahui,
Allah, yang sesungguhnya adalah Pemberi kebahagiaan sejati itu, juga telah mengorbankan DiriNya sendiri dengan menjadi manusia dan menyerahkan NyawaNya untuk menebus kita dari maut, sehingga kita yang tadinya harus mendapatkan hukuman api neraka selama-lamanya atas dosa-dosa kita, diselamatkan. Kita ditebus dengan Tubuh dan DarahNya yang kudus dan yang tentu amat sangat mahal tak ternilai harganya, sehingga kita beroleh kehidupan kekal yang bahagia bersama dengan Allah di surga dengan cuma-cuma.

Bukankah itu artinya kita sungguh amat sangat MAHAL?

Kita sungguh berharga, SUNGGUH MAHAL dan TAK TERNILAI, jadi kenapa mau (segitu bodohnya atau segitu bebalnya untuk) diperbudak oleh uang?

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
( 1 Timotius 6:10 )


Diperbudak oleh uang artinya mau melakukan apapun untuk uang sampai mau menyimpang dari iman dan yang sesungguhnya sedang memberikan dirinya untuk disiksa dengan berbagai-bagai duka. Seperti kata Paulus dalam ayat di atas.
Jadi, masihkah kita mau diperbudak oleh uang?


Adakah kekhawatiran hidup yang masih membuat kita mau diperbudak oleh uang sampai saat ini?
Mari sama-sama kita terima dan simpan janji Tuhan Yesus berikut ini.

“Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
( Matius 6 : 25-34 )



Atau, adakah yang masih begitu ngeyelnya untuk terus mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya di dunia ini sampai-sampai mau meninggalkan Allah dan HukumNya (Hukum Kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia)?
Mari buka hati untuk menerima perkataan Tuhan Yesus di bawah ini.

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?
Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
( Matius 16:26 )


Kita tidak murahan. Kita sebegitu mahalnya. Kita sungguh berharga. Nilai kita tidak ditentukan oleh berapa harta yang kita miliki, atau oleh setinggi apa pangkat dan jabatan kita, melainkan oleh penyataan dari Allah, Sang Pencipta dan Penebus kita.

Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,
maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.”
( Yesaya 43:4 )


Jadi mari, berhentilah diperbudak.

Yehovah Jireh.
Allah memelihara dan menyediakan.


* * *



Ohya tambahan. Sangking mahal dan melimpahnya nilai kita, kita lah yang justru akan “memperbudak” uang dan materi apapun yang ada pada diri kita untuk menjadi berkat bagi orang lain di sekitar kita, bagi kemuliaan nama Tuhan. Seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. :)

“tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
(Yohanes 4:14)



Tuhan Memberkati.