(Ditulis pada tanggal 30 November 2012, tapi baru bisa dipostnya
sekarang)
Meskipun saya dapat
berbicara dengan berbagai bahasa manusia, bahkan dengan bahasa malaikat
sekalipun, tetapi saya tidak mengasihi orang lain, maka ucapan-ucapan saya itu
hanya bunyi yang nyaring tanpa arti.
Meskipun saya pandai
menyampaikan berita dari Allah, dan mengerti semua hal yang dalam-dalam, dan
tahu segala sesuatu serta sangat percaya kepada Allah sehingga dapat membuat
gunung berpindah, tetapi saya tidak mengasihi orang-orang lain, maka saya tidak
berarti apa-apa!
(1 Kor 13:1-2, BIS)
Kasih
itu sabar; kasih itu baik hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan
tidak sombong.
Ia
tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia
tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia
tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
(1
Kor 13:4-6, ATB)
Ia tahan menghadapi
segala sesuatu dan mau percaya akan yang terbaik pada setiap orang; dalam
keadaan yang bagaimanapun juga orang yang mengasihi itu tidak pernah hilang
harapannya dan sabar menunggu segala sesuatu. (1 Kor 13:7, BIS)
Jikalau
seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya,
maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang
dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (1 Yohanes
4:20)
Entah darimana jalannya ayat2 ini bisa bergema terus dalam hati
sepanjang hari ini. Mungkin
Tuhan tau segala sesuatu yang gak beres yang tersembunyi
dalam hatiku. Termasuk
Tuhan tau aku sedang membenci orang lain dengan diam-diam.
Dan
Dia pakai ayat ini untuk menegurku habis-habisan.
No comments:
Post a Comment