Tepat setahun yang
lalu, 21022012 (tanggal simetris yang cantik), skitar jam 3 sorean, kami STAN
angkatan 2008 yang diwisuda pada 12 Oktober 2011, menerima pengumuman
penempatan instansi. Beberapa detik setelah membaca pengumuman: speechless..tak
terbayangkan sebelumnya bahwa aku akan seterusnya di Jakarta.
Bener2 dalam kondisi
yang tak percaya, dan setengah kurang terima. Soalnya di hari-hari sebelum
penempatan itu, sudah ter-set di
pikiranku bahwa aku akan bekerja di BPK (Badan Pemeriksa Keuangan, instansi favoritku), dan itu
posisinya di Medan, kota asalku. Sudah terbayang, setiap pulang kerja nanti aku
akan bawain buah-buahan untuk opungku yang senangnya luar biasa kalau dikasih
buah. Terbayang juga, aku akan ngajarin adek-adekku yang selama ini sering nge-sms
soal2 matematika dan aku sering kesulitan untuk menjelaskannya via sms.
Terbayang juga aku akan belajar masak sama bou-bouku yang jago masak. Juga terbayang
akan kembali melayani di pemuda/i/remaja gerejaku yang katanya sekarang makin
redup.. :(
Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan. Itu yang membuatku speechless (dan bahkan sampai
menitikkan air mata) selama beberapa menit. Haha Aku menyesali kenapa instansi
ini cuma ada di Jakarta. Soalnya selama sebelumnya itu, aku hanya mempersiapkan
diriku untuk ke daerah, bahkan untuk yang pelosok sekalipun (kalau gak dapat
Medan). Aku udah berencana untuk mengajar anak-anak tetangga disana nantinya. Dan
apapun itu yang bisa jadi berkat disana.
Jakarta, oh Jakarta. Padahal
aku sudah mulai merasa senang akan meninggalkannya. Haha. Meninggalkan segala
kepenatannya, kemacetannya yang luar biasa, dan segala kenangan yang ingin
dilupakan (upz). Tapi kenyataan berkata lain. Aku harus tetap stay disini, sampai waktu yang hanya
Tuhan yang tau.
Setahun setelahnya
kini..
Tuhan mulai membukakan
mataku terhadap apa-apa yang bisa ku dapat dan ku kerjakan disini yang mungkin
gak akan bisa ku dapat dan ku kerjakan di tempat lain. Ada banyaaaak sekali. Dan
tentu kepanjangan kalau diceritakan disini. :D (padahal baru setahun ya. hehe).
Tuhan membukakan mereka satu per satu padaku, seiring dengan aku yang mencoba
terus belajar menyerahkan segala keinginanku, pemikiranku, perasaanku, SELURUH hidupku
kepadaNya.
Kalau ku lihat ke
belakang, aku suka takjub melihat rentetan jalan Tuhan, yang dari kejadian yang
satu yang kecil membawaku pada kejadian yang lain, dan dari kejadian yg lain
itu membawaku lagi pada kejadian-kejadian yang sungguh sangat-sangat ku syukuri,
yang kalau aku menyebutnya selama ini “seutil dariku, bejibun dariMu”. They’re
all make me fascinated. :’)
I love Your Way!
Tau nggak, semalam
sebelum pengumuman penempatan instansi itu (tanggal 20 Feb 2012 malamnya), aku tulis
kalimat itu loh di layar depan hp-ku. Gara2nya kenapa ya? Kalau gak salah itu adalah kesimpulan dari pergumulan sengit dalam hatiku, ketika aku melihat banyak jalan-jalanku yang sudah kurancangkan dan ku coba untuk wujudkan, eh tapi bukannya hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, tapi malah membawaku pada penyesalan yang besar. Dan waktu itu langsung ngebayangin andai aja aku ikut maunya Tuhan, pasti gak akan seperti itu. Jadi aku mulai memutuskan (lagi dan lagi) untuk mau mengikuti dan mencintai jalannya Tuhan. JalanNya saja.
Dan skarang, kata-kata
itu mau tetap terus aku pegang. Kenapa? Ini bukan sekedar bicara tentang iman
pengharapan, tapi juga karna aku udah ngalamin sendiri ketika aku mulai
mencintai jalan (apapun itu) yang Tuhan hidangkan di hadapanku, hidupku mulai
easy going! Dan aku tau hidup yang easy going itu sulit untuk didapatkan ketika
aku masih ngotot dan ngotot terus sama kemauan-kemauanku.
Sampai sekarang pun
aku masih terus belajar. Gak mudah emang, apalagi kalau kita pikir jalan kita
itu udah sangat baik, tapi heran kenapa masih Tuhan gagalkan juga. Tapi aku
percaya dan akan terus percaya jalan Tuhan adalah yang terbaik. Terbaik bagi siapa?
Aku mengimani itu bagi semuanya. Semuanya. Tidak hanya bagiku sendiri, tapi
juga bagi orang lain.
I love Your Way!
Karna aku tau dengan Siapa aku berjalan, yakni Sang Juruselamat, Allah yang Maha Luarbiasa (KasihNya dan SetiaNya).
No comments:
Post a Comment