Tuesday, November 20, 2012

Aku Takut Aku Kegeeran

(cuma mau copas aja note pertamaku di grup facebook PMK STAN yang di-post pada 13 Juni 2011 pukul 01.40.)


Aku takut ketika aku bilang aku percaya kepada Kristus, tapi ternyata aku gak sadar aku kurang beriman dalam pergumulan2ku di dunia, ketika aku takut masalah2ku tak kunjung selesai, meragukan kebesaran Tuhan dan karyaNya.

Aku takut kalau aku bilang Roh Kudus ada dalamku, tapi ternyata aku tidak memiliki buah Roh itu,
atau aku takut ketika aku merasa aku punya buah Roh, tapi ternyata tidak semuanya, dimana buah Roh bukanlah buah Roh ketika kasih ada tapi sukacita gak ada, atau ketika kelemahlembutan ada, penguasaan diri tidak ada.

Aku takut kalau aku merasa bahwa aku memiliki kasih, tapi ternyata aku gak sadar bahwa aku sering tidak sabar terhadap kesalahan orang lain, aku cemburu melihat harta dan karunia2 orang lain, aku sombong dan lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain, aku mudah marah dan masih terus mengingat-ingat kesalahan orang lain. Aku takut aku merasa aku sudah mengasihi sesamaku, tapi aku gak sadar aku sering enggan memberi kepada orang yang membutuhkan, aku enggan menegur saudaraku karena takut gak disukai, atau takut adanya ketegangan dan ketidaknyamanan. Aku juga takut ketika aku merasa aku mengasihi temanku, saudaraku, tapi aku gak sadar bahwa kadang aku berpikiran negatif tentangnya, membicarakannya di belakang, dengan tidak mengatakan langsung saja sebenarnya kepadanya.

Aku takut ketika aku merasa ada sukacita di hatiku, tapi aku sering sedih dan khawatir akan suatu hal dalam masa depanku, aku gak sadar sering mengasihani diri sendiri. Aku takut ketika aku tahu bahwa sukacita sesungguhnya adalah cukup tahu bahwa namaku sudah terdaftar di surga, tapi aku masih fokus dan terjebak kesedihan/keresahan dalam masalah2 jangka pendek (dunia).

Aku takut ketika aku merasa bahwa aku hidup dengan damai sejahtera, tapi  aku gak sadar aku tidak mengejar perdamaian itu. Aku takut ketika aku sudah sangat tahu bahwa aku dengan orang percaya lainnya adalah anggota dari Satu Tubuh, tapi aku tidak merasa memiliki mereka, aku berperang dengan mereka, masih memelihara ketidakselarasan dan sengketa. Hmmh.. sungguh ironis..

Aku takut ketika aku merasa aku memiliki kesabaran, tapi ternyata aku gak sadar aku sering menggerutu tehadap kekurangan orang lain, aku ingin cepat-cepat saja keluar dari masalah2/kesulitan2 dunia, aku ingin Tuhan segera menjawab doaku, bahkan ingin segera Tuhan mengabulkan doaku.

Aku takut ketika aku merasa aku memiliki kemurahan, tapi aku gak sadar ternyata aku hanya menunjukkannya pada orang2 terdekatku: keluarga, teman, tetangga yang disukai; aku tidak menunjukkannya kepada musuhku, dan tidak berbuat baik kepada mereka. Aku takut ketika aku bilang aku tahu apa itu murah hati, tapi ternyata aku nggak peka terhadap orang lain dan sungguh2 menginginkan kebaikan mereka.

Aku takut ketika aku merasa aku memiliki kebaikan dalam diriku, tapi ternyata aku tidak menunjukkannya mulai dari rumahku, aku enggan membuang sampah, enggan mengerjakan pekerjaan rumah. Dan aku takut ketika aku bilang aku memiliki buah kebaikan, tapi ternyata aku melakukan pekerjaanku nantinya di kantor hanya untuk menjadikannya sebagai peluang untuk menjadi kaya, untuk mencari ketenaran, bukan karena memandang bahwa itu kesempatan dari Tuhan yang telah merencanakan pekerjaan baik untuk ku lakukan (Efe 2:10 *ayat sidiku :D).

Aku takut ketika aku merasa aku juga memiliki kesetiaan, tapi aku gak nyadar bahwa ketika aku dikasih kritikan sedikit atas kesalahanku, udah langsung down, nyerah, menganggap itu telalu berat untukku. Aku takut ketika aku bilang bahwa kesetiaan ada di dalamku ketika aku melayani Tuhan, tapi aku gak sadar aku sering lalai dalam melakukan tugas2ku, sering tidak ontime, kurang menghargai waktu, tidak dapat diandalkan, dan tidak dapat dipercaya.

Aku takut ketika aku merasa aku sudah cukup lemah lembut, tapi aku gak sadar ternyata kadang aku gak menjaga kata2ku, sering keluar kata2 atau cara yang kasar yang bisa melukai orang, sehingga tidak membuat orang lain merasa nyaman..

Aku takut ketika aku pikir aku sudah cukup menguasai diri, tapi ternyata aku nggak sadar aku masih membiarkan pikiran2ku untuk berpikiran negatif terhadap sesama, mereka-rekakan agar sesuatu berjalan sesuai dengan keinginanku.

Hmmhh..
Aku takut kalau aku bilang aku murid Yesus, yang memiliki teladan yang luar biasa akan kerendahan hati, dan ketika aku merasa bahwa aku juga sudah memiliki kerendahan hati, tapi aku gak sadar, aku masih sering ingin menonjolkan diriku, menunjukkan ini aku, ingin orang melihat kebesaranku, atau ingin orang memuji kerja kerasku/prestasiku, tidak mau menerima kritikan, tidak mau diajar, atau tidak cukup rendah hati untuk mengakui kesalahanku ketika dikoreksi oleh orang percaya lain, bertahan dalam pemikiran2ku yang salah, yang sebenarnya tidak menghasilkan pertumbuhan imanku ke arah Kristus. Aku juga takut kalau aku berkoar2 akan suatu hal, ternyata aku tidak mengerti akan hal itu, tidak mengerti bahwa ada hal yang sesungguhnya lebih esensiil dari itu, yaitu INJIL DIBERITAKAN.


Kesimpulan:
Aku takut ketika aku sangat merasa bahwa aku adalah hamba Tuhan, muridNya, anggota tubuhNya, tapi ternyata aku tidak sadar aku tidak menghidupi karakter seorang hamba, murid, atau anggota tubuhNya, ketika aku tidak memperjuangkan KERENDAHAN HATI, KASIH, SUKACITA, DAMAI SEJAHTERA, KESABARAN, KEMURAHAN, KEBAIKAN, KESETIAAN, KELEMAHLEMBUTAN, PENGUASAAN DIRI, dan KESATUAN.

Hmmh..Aku takut.
Ya, aku takut kalau ternyata masih banyak kegeeranku lainnya..

1 comment:

  1. :)

    mungkin, untuk itu lah, kita harus berdoa seperti Daud,

    "selidikilah hatiku Tuhan..."

    ReplyDelete