(cuma mau copas aja note pertamaku di grup facebook PMK STAN yang di-post pada 13 Juni 2011 pukul 01.40.)
Aku takut ketika aku bilang aku percaya
kepada Kristus, tapi ternyata aku gak sadar aku kurang beriman dalam
pergumulan2ku di dunia, ketika aku takut masalah2ku tak kunjung selesai,
meragukan kebesaran Tuhan dan karyaNya.
Aku takut kalau aku bilang Roh Kudus ada dalamku, tapi ternyata aku tidak memiliki buah Roh itu,
atau aku takut ketika aku merasa aku punya buah Roh, tapi ternyata
tidak semuanya, dimana buah Roh bukanlah buah Roh ketika kasih ada tapi
sukacita gak ada, atau ketika kelemahlembutan ada, penguasaan diri tidak
ada.
Aku takut kalau aku merasa bahwa aku memiliki kasih, tapi ternyata
aku gak sadar bahwa aku sering tidak sabar terhadap kesalahan orang
lain, aku cemburu melihat harta dan karunia2 orang lain, aku sombong dan
lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain, aku mudah marah
dan masih terus mengingat-ingat kesalahan orang lain. Aku takut aku
merasa aku sudah mengasihi sesamaku, tapi aku gak sadar aku sering
enggan memberi kepada orang yang membutuhkan, aku enggan menegur
saudaraku karena takut gak disukai, atau takut adanya ketegangan dan
ketidaknyamanan. Aku juga takut ketika aku merasa aku mengasihi temanku,
saudaraku, tapi aku gak sadar bahwa kadang aku berpikiran negatif
tentangnya, membicarakannya di belakang, dengan tidak mengatakan
langsung saja sebenarnya kepadanya.
Aku takut ketika aku merasa ada sukacita di hatiku, tapi aku sering
sedih dan khawatir akan suatu hal dalam masa depanku, aku gak sadar
sering mengasihani diri sendiri. Aku takut ketika aku tahu bahwa
sukacita sesungguhnya adalah cukup tahu bahwa namaku sudah terdaftar di
surga, tapi aku masih fokus dan terjebak kesedihan/keresahan dalam
masalah2 jangka pendek (dunia).
Aku takut ketika aku merasa bahwa aku hidup dengan damai sejahtera,
tapi aku gak sadar aku tidak mengejar perdamaian itu. Aku takut ketika
aku sudah sangat tahu bahwa aku dengan orang percaya lainnya adalah
anggota dari Satu Tubuh, tapi aku tidak merasa memiliki mereka, aku
berperang dengan mereka, masih memelihara ketidakselarasan dan sengketa.
Hmmh.. sungguh ironis..
Aku takut ketika aku merasa aku memiliki kesabaran, tapi ternyata aku
gak sadar aku sering menggerutu tehadap kekurangan orang lain, aku
ingin cepat-cepat saja keluar dari masalah2/kesulitan2 dunia, aku ingin
Tuhan segera menjawab doaku, bahkan ingin segera Tuhan mengabulkan
doaku.
Aku takut ketika aku merasa aku memiliki kemurahan, tapi aku gak
sadar ternyata aku hanya menunjukkannya pada orang2 terdekatku:
keluarga, teman, tetangga yang disukai; aku tidak menunjukkannya kepada
musuhku, dan tidak berbuat baik kepada mereka. Aku takut ketika aku
bilang aku tahu apa itu murah hati, tapi ternyata aku nggak peka
terhadap orang lain dan sungguh2 menginginkan kebaikan mereka.
Aku takut ketika aku merasa aku memiliki kebaikan dalam diriku, tapi
ternyata aku tidak menunjukkannya mulai dari rumahku, aku enggan
membuang sampah, enggan mengerjakan pekerjaan rumah. Dan aku takut
ketika aku bilang aku memiliki buah kebaikan, tapi ternyata aku
melakukan pekerjaanku nantinya di kantor hanya untuk menjadikannya
sebagai peluang untuk menjadi kaya, untuk mencari ketenaran, bukan
karena memandang bahwa itu kesempatan dari Tuhan yang telah merencanakan
pekerjaan baik untuk ku lakukan (Efe 2:10 *ayat sidiku :D).
Aku takut ketika aku merasa aku juga memiliki kesetiaan, tapi aku gak
nyadar bahwa ketika aku dikasih kritikan sedikit atas kesalahanku, udah
langsung down, nyerah, menganggap itu telalu berat untukku. Aku takut
ketika aku bilang bahwa kesetiaan ada di dalamku ketika aku melayani
Tuhan, tapi aku gak sadar aku sering lalai dalam melakukan tugas2ku,
sering tidak ontime, kurang menghargai waktu, tidak dapat diandalkan,
dan tidak dapat dipercaya.
Aku takut ketika aku merasa aku sudah cukup lemah lembut, tapi aku
gak sadar ternyata kadang aku gak menjaga kata2ku, sering keluar kata2
atau cara yang kasar yang bisa melukai orang, sehingga tidak membuat
orang lain merasa nyaman..
Aku takut ketika aku pikir aku sudah cukup menguasai diri, tapi
ternyata aku nggak sadar aku masih membiarkan pikiran2ku untuk
berpikiran negatif terhadap sesama, mereka-rekakan agar sesuatu berjalan
sesuai dengan keinginanku.
Hmmhh..
Aku takut kalau aku bilang aku murid Yesus, yang memiliki teladan
yang luar biasa akan kerendahan hati, dan ketika aku merasa bahwa aku
juga sudah memiliki kerendahan hati, tapi aku gak sadar, aku masih
sering ingin menonjolkan diriku, menunjukkan ini aku, ingin orang
melihat kebesaranku, atau ingin orang memuji kerja kerasku/prestasiku,
tidak mau menerima kritikan, tidak mau diajar, atau tidak cukup rendah
hati untuk mengakui kesalahanku ketika dikoreksi oleh orang percaya
lain, bertahan dalam pemikiran2ku yang salah, yang sebenarnya tidak
menghasilkan pertumbuhan imanku ke arah Kristus. Aku juga takut kalau
aku berkoar2 akan suatu hal, ternyata aku tidak mengerti akan hal itu,
tidak mengerti bahwa ada hal yang sesungguhnya lebih esensiil dari itu,
yaitu INJIL DIBERITAKAN.
Kesimpulan:
Aku takut ketika aku sangat merasa bahwa aku adalah hamba Tuhan,
muridNya, anggota tubuhNya, tapi ternyata aku tidak sadar aku tidak
menghidupi karakter seorang hamba, murid, atau anggota tubuhNya, ketika
aku tidak memperjuangkan KERENDAHAN HATI, KASIH, SUKACITA, DAMAI
SEJAHTERA, KESABARAN, KEMURAHAN, KEBAIKAN, KESETIAAN, KELEMAHLEMBUTAN,
PENGUASAAN DIRI, dan KESATUAN.
Hmmh..Aku takut.
Ya, aku takut kalau ternyata masih banyak kegeeranku lainnya..